MENULIS CERITA FIKSI BERSAMA PAK SUDOMO S.Pd

PELATIHAN BELAJAR MENULIS GELOMBANG 18, RESUME KE 13 3 MEY 2021

TANGGAL PERTEMUAN   : 3 MEY, 2021

RESUME KE                          : 13

TEMA                                     : KIAT MENULIS CERITA FIKSI

NARSUM                               : BPK. SUDOMO

GELOMBANG                      : 18

MODERATOR                      : IBU SRI SUGIASTUTI

 
Belajar menulis bagi guru penggerak hari ini berbeda dengan sebelumnya karena Unik menurut saya, ini ada hubungannya ketika saya masih duduk di SLTA akhir tahun 70an. Dari judul sebagaimana yang tercantum dalam flyer saya tergelitik ingin memperoleh jawaban dari seorang penulis Fiksi tentang pertanyaan saya yang tak pernah terlontar sejak masih jadi siswi. Saya takut dilempar tempat sampah yang terbuat dari kayu besi. Karena guru guru jaman dulu itu super duper galak, dan norma susila serta adab sangat dijunjung tinggi. Oleh sebab itu selalu menyimpan pertanyaan didalam hati yang sekiranya akan menimbulkan polemik. Padahal saya orang yang sangat kritis. Tetapi terkadang kritis tidak selalu menguntungkan.

Kata Berbeda yang saya maksud disini adalah karena masih dalam suasana GEBYAR HARDIKNAS. Gebyar Hardiknas kali ini adalah BELAJAR ITU MEMERDEKA KAN ORANG kata pak Presiden Jokowidodo dalam sambutannya bersama mas Mentri Nadiem Makarim.

Mengacu pada statemen pak Presiden tersebut maka hari ini saya keluarkan pertanyaan yang saya kunci rapat dalam benak dan hati saya yaitu “Apa perbedaan antara Fiksi, Fiktif, khayal dan ide”. Jreng jreeeeeeeng, saya harap harap cemas menanti jawaban sang ahli Fiksi. Meski saya banyak membaca untuk mencari jawaban atas pertanyaan saya tersebut dari buku buku, atau memperhatikan para guru ketika diruang kelas. Jaman dulu hanya dari buku buku sebagai sumber ilmu, kalau jamn sekarang bisa cari dari google. Namun yang paling asyik itu apabila langsung kepada ahlinya ketimbang dari buku maupun google karena ada emosi yang disampaikan.

Memeperhatikan uraian Narasumber hari ini yaitu pak Sudomo yang dipandu oleh ibu Kanjeng tentang cerita fiksi dalam sebuah tulisan, ini merupakan karya sastra yang patut diakui kehebatannya serta kepiawian beliau dalam menyampaikan karya sastranya baik berupa tulisan mupun coaching kepada para guru hebat. Yang lebih mengagumkan dari beliau adalah beliau peserta BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16 lanjut ke 17 sudah menghasilkan karya cerita fiksi untuk anak anak, remaja dan dewasa. Ini luar biasa sekali. Artinya di gelombang 17 yang saya ikuti saya bersama seorang hebat tapi saya tidak tahu. Nah ini salah satu kehebatan lainnya dari seorang penulis cerita fiksi pak Sudomo yang sebenarnya sudah menulis cerita fiksi sejak tahun 2011. Selain cerita fiksi, beliau juga menulis cerpen dan buku solo.

Pak Sudomo lulusana Universitas Diponegoro Fakultas Peternakan, kelahiran Sukoharjo, 27 Maret 1975 mengabdikan diri di  SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat NTB, sebagai guru IPA. Kaya akan prestasi dengan menjuarai berbagai perlombaan Menulis yang diselenggarakan oleh berbagai instansi. Dan karya sastra yang sudah dihasilkan berupa Cerita Fiksi dan Non Fiksi, antara lain:

CERITA FIKSI

1.      Menerbitkan kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011;

2.      Menerbitkan sekitar 30 judul antologi flash fiction/cerpen bersama penulis lainnya lewat jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011 – 2014;

3.      Menerbitkan antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul THE COFFEE SHOP CHRONICLES lewat penerbit PT By Pass tahun 2012;

4.      Menerbitkan antologi cerpen bersama penulis lainnya berjudul DEAR MAMA lewat penerbit PT Gradien Mediatama tahun 2013;

5.      Menerbitkan antologi cerpen tentang bumi berjudul PERSEMBAHAN PADA BUMI bersama penulis lainnya tahun 2014;

6.      Menerbitkan antologi cerpen horor bersama penulis lainnya berjudul HORORIS CAUSA lewat penerbit AG Pressindo Yogyakarta 2016;

7.      Menerbitkan kumpulan cerpen duet dengan Iit Sibarani berjudul Di Penghujung Pelukan lewat penerbit Mediakita Jakarta 2017;

8.      Menerbitkan kumpulan cerita anam berjudul Pahlawan Antikorupsi: Sudah Adil, Kok! lewat penerbit Funtastic M&C Gramedia Jakarta 2018;

9.      Menerbitkan kumpulan resume Kelas Menulis Gelombang 16 dalam bentuk Cerita Fiksi berjudul Pahlawan Literasi melalui Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan Depok 2021;

10.  Menerbitkan kumpulan naskah puisi darik tema karakter pendidikan dan profil pelajar Pancasila berjudul Bagimu (Anak) Negeri melalui penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan Depok 2021.

NON FIKSI

1.      Menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013;

2.      Menerbitkan buku antologi bersama penulis lainnya berjudul MY LIFE AS BLOGGER lewat jalur self-publishing nulisbuku.com tahun 2015.

 KIAT MENULIS CERITA FIKSI BAGI GURU

Alasan utama bagi guru mengapa harus belajar menulis cerita fiksi adalah untuk memenuhi kriteria sebagai berikut:

1.      Aspek AKM adalah teks Fiksi

2.      Passion

3.      Terapi diri

4.      Eksplorasi kemampuan diri menulis

APA ITU FIKSI

Menurut KUBI Halaman 316

Fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.


TEKNIK MENULIS CERITA FIKSI

Menulis buku fiksi dibutuhkan kemampuan imajinasi dan merangkai emosi dari penulis sehingga dapat pembaca dapat terlibat dalam cerita. Sebagaimana aturan penulisan dalam karya fiksi “tunjukkan jangan ceritakan”,  Selain itu, membangun karakter setiap tokoh, merangkai plot cerita serta proses membangun konflik sampai pengiriman naskah kepada penerbit buku dalam tulisan fiksi menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dalam penulisan buku nonfiksi yang tidak perlu membuat karakter tokoh, pada penulisan fiksi bagian ini menjadi bagian yang penting. Sebuah karya sastra harus memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Hal ini menentukan bagaimana sebuah cerita akan dibangun melalui tokoh-tokoh yang dibuat. Untuk lebih memahami teknik menulis buku fiksi, berikut alur penulisannya

 

 Menentukan Tema dan Tujuan

Tema merupakan pokok permasalahan dalam tulisan. Pemilihan tema untuk buku fiksi dapat berasal dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pernikahan, perjuangan mewujudkan mimpi, roman remaja, permasalahan dalam pertemanan, kematian, dan sebagainya.

Tema sangat menetunkan cerita. Selain tema, jangan lupa pula untuk menentukan tujuan penulisan serta segmen pembaca tulisan kita. Hal ini untuk mempermudah dalam merangkai alur dan konflik serta pemilihan gaya bahasa yang digunakan.

Menciptakan Karakter Tokoh

Menentukan tokoh utama, tokoh pendukung dan bagaimana cerita dibangun menjadi hal yang sangat penting dalam merangkai alunan cerita. Selalu ada yang berperan sebagai tokoh protagonis yang biasanya juga menjadi tokoh utama, atau bisa juga orang-orang disekitar tokoh utama.

Selayaknya dalam kehidupan nyata, ketika ada si “baik” tentu juga ada yang berperan sebagai si ”jahat” dalam tulisan fiksi. Tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing tokoh dan permasalahan yang dihadapi. Penulis perlu membangun karakter tokoh yang mampu menghidupkan imajinasi. Tekniknya dengan mendeskripsikan kepribadian, latar belakang, tinggi badan, kebiasaan, cara berbicara, usia, warna rambut, emosi, dan juga intelektual tokoh.

Di sisi lain, untuk memperkuat identitas dan karakter tokoh dapat digambarkan setting, dimana tokoh tumbuh, perabotan, lingkungan, dan sebagainya. Semakin detail deskripsi setiap tokoh akan semakin mempermudah penulis mengungkapkan tokoh dalam cerita.

Membangun Plot Cerita

Setelah selesai mendeskripsikan karakter masing-masing tokoh yang terlibat dalam cerita, kita dapat mulai membangung plot cerita. Untuk mempermudah dalam membangun plot cerita dapat dengan menggunakan teknik menulis dengan metode mind-mapping. Kita dapat  menggambarkan keseluruhan cerita dengan mudah.

Untuk menjabarkan  plot cerita juga dapat  dengan  menggunakan rumus dasar penulisan yang meliputi 5W dan 1H. Setelah mendapatkan gambaran kejadian-kejadian kita dapat menentukan penyusunan cerita dengan alur maju, alur mundur (flash back), atau alur maju mundur.

Jangan lupa untuk menentukan konflik dan bagaimana akhir cerita. Perlu diingat akhir cerita yang “tidak terduga” akan lebih menarik pembaca untuk terus membaca tulisan sampai selesai dibanding dengan alunan cerita dengan akhir yang mudah ditebak

Menulis Apa yang Sudah Direncakan (Alur)

Mulailah menuliskan nasrasi, dialog antar tokoh sesuai dengan outline yang telah disusun. Penulisan cerita dapat menggunakan cara menuturkan gaya orang pertama, dimana penulis serba tahu dan terlibat dalam cerita sebagai salah satu karakter di dalamnya. Bisa juga menggunakan teknik menulis dengan cara menuturkan gaya orang ketiga, dimana posisi penulis serba tahu, namun tak terlibat dalam cerita (Proses alur bisa maju; mundur; atau maju mundur. Penyelesaian Alur ada alur klimaks dan ada alur anti klimaks).

Setting 

Menentukan tempat terjadinya cerita, terbagi menjadi :

setting geografis —-> tempat di mana kejadian berlangsung

setting antropologis —-> kejadian berkaitan dengan situasi masyarakat, kejiwaan pola pikir, adat-istiadat.5. Penokohan / Pewatakan

Sudut pandang 

Yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Penghadiran bisa dengan :

Gaya orang pertama —> penulis terlibat sebagai salah satu tokoh

Gaya orang ketiga —> penulis serba tahu apa yang terjadi tetapi tidak terlibat di dalam cerita.

Suasana

Yang mendasari suasana cerita adalah penokohan karena perbedaan karakter sehingga menimbulkan konflik. Dengan konflik pengarang berhadapan dengan suasana menyedihkan, mengharukan, menantang, menyenangkan, atau memberi inspirasi.

PROSES KREATIF MENULIS

Niat

Memiliki niat yang kuat untuk menulis

Ide dan Genre

Tulisan berawal dari ide. Ide ada di mana-mana. Tidak usah dicari. Dengan membaca, mendengar, atau melihat akan muncul ide serta tentukan genre. Apakah untuk anak, remaja, dewasa atau umum.

Tema

Setelah ide muncul, tentukan tema. Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang/menulis (KBBI)

Tema bisa dijadikan judul sementara atau judul pendek.

Outline

Buatlah garis besar tulisan. Struktur naskah artikel umumnya terdiri dari:

·         Intro, pendahuluan. Misalnya, latar belakang masalah.

·         Bridge, identifikasi masalah

·         Bahasan, petakan dalam sub-subjudul

·         Penutup.

Riset Data

Setelah menentukan tema atau judul sementara, lakukan riset data, cari dan baca referensi sebanyak mungkin seputar tema yang akan ditulis. Baca tulisan-tulisan atau data terkait tema yang akan ditulis. Kutip jika perlu, dengan menyebutkan sumbernya. Orang yang berwawasan luas, atau pakar dalam suatu masalah, mungkin tak perlu riset lagi. Ia tinggal menuangkannya dalam alur pemikiran sesuai dengan tema. Namun, penulis pemula wajib mengembangkan ide dan mendalami sebuah tema yang akan ditulisnya. Penulis pemula yang “mandek” saat menulis satu-dua alinea, umunya disebabkan kurangnya data atau bahan tulisan. Dengan banyak membaca dan referensi, dijamin takkan kekurangan bahan tulisan. Bacalah sebelum menulis

Writing: Menyusun Draft

Lakukan “free writing”. Menulis bebas. Tuliskan dan tuangkan yang ada dalam pemikiran

Abaikan dulu tata bahasa dan akurasi data. Just, write! Tulis sajalah. Alirkan

Rewriting

A good writer is also good rewriter. Susun ulang naskah Anda sesuai dengan outline yang dibuat.

EditingSwasunting

Setelah draft selesai disusun, lankah terakhir adalah lakukan editing (penyuntingan naskah).Perbaiki tata bahasa dan akurasi data. Hapus kata-kata atau kalimat yang tidak perlu. Usahakan gunakan bahasa jurnalistik agar naskah enak dibaca dan mudah dipahami.

Publikasi

Selesai editing, naskah siap dipublikasikan, bisa melalui media social seperti Blog atau dikirim ke penerbit

KESIMPULAN

Dalam membuat sebuah karya literasi, apapun jenisnya harus memiliki Niat yang kuat, lalu membaca tulisan/karya orang lain, dan ide yang datangnya dari manapun tuangkan dalam tulisan. Terus gali serta kembangkan tulisan. Lalu susun kalimat demi kalimat sesuai dengan diksi. Jangan berhenti menulis dan tulislah apa yang diinginkan.

 

 


 





Comments

Post a Comment

IBU

BLOG SEBAGAI SARANA BELAJAR DAN MENGAJAR

DESIGN COVER BUKU YANG MENARIK

MEMBUAT FLYER DAN INFOGRAFIS