SAKIT BUKANLAH HALANGAN UNTUK BERKARYA

Membaca sharing pak Suharto membuat hati terenyuh. Dan saya bertanya pada diri sendiri, kenapa saya begitu lemah dengan sedikit sakit yang Allah berikan. Sementara pak Suharto menderita sakit yang jarang orang mampu untuk menjalaninya

RESUME KE 28, BELAJAR MENULIS GELOMBANG 18, 18 JUNI 2021

TANGGAL PERTEMUAN : 18 JUNI 2021

RESUME KE                        : 28

TEMA                                    : MENULIS DIKALA SAKIT

NARSUM                              : BPK SUHARTO

GELOMBANG                     : 18

MODERATOR                     : IBU DITA WIDYA UTAMI

Pada 18 Juni saya tida menghadiri kelas pak Harto karena saya masuk RS JMC untuk menjalani perawatan C19 yang menyerang. Entah dari mana asalnya, mungkin karena Safari sejak Ramadhan, kemudian menjenguk yang sakit, melakukan bakti sosial untuk warga terdampak Covid ditambah kurang tidur karena kuliah Online dengan Arizona State University. Perbedaan waktu yang membuat saya terjaga sehingga kurang tidur ditambah lagi paginya melaukan kewajiban atas tugas-tugas sebagai pendidik. Disamping kerja dibelakang layar untuk webinar para siswa dibawah naungan osis JakBar.

Dan baru tanggal 25 Juni hari Jumat ba’da Dzuhur saya menulis resume dari materi Cang Ato. Saya bertanya pada bu Aam tentang flyer beliau, karena saya akan menulis untuk melengkapi bahan penulisan naskah buku saya. Saya tidak menemukan materi di WAG karena selama saya sakit, banyak pesan masuk yang diclear chat oleh putri tercinta.

Ini kali pertama saya dimentori Bapak Suharto banyak belajar dengan media guru juga kepada penulis professional dari sana beliau menerbitkan buku perdana solo"Mengejar Azan" buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Dasarnya dari Om Jay lalu dipoles oleh media guru. oleh Bpk. Suhartto sejak bergabung di WAG Belajar Menulis dari gelombang 17. Alhamdulillah Bapak sudah sehat ya, Meski belum pulih seperti semula. Tidak apa-apa yang pasti sedang berproses. Sebagaimana manusia juga dilahirkan besar dewasa hingga menua pun melalui proses yang tidak singkat dan proses kehidupan yang berjalan tentunya tidak semulus impian. Banyak ujian yang harus dilalui untuk setiap langkah.

Bapak Suharto, S.Ag. M.Pd. Beliau akrab disapa Cang Ato sesuai dengan sapaan akrab di Betawi. Cang Ato adalah seorang guru di MtsN 5 Jakarta yang mengampu mata pelajaran Fiqih. Cang Ato adalah peserta Grup Belajar Menulis Gel.8. Menjadi narasumber di grup ini adalah salah satu impiannya kala itu. Bak gayung bersambut, the power of dream is come true

Mengawali pembicaraan beliau berkata: “Maaf saya sedang sakit” . Kalimat sederhana, namun sangat sarat makna. Ditengah kondisi yang tidak sehat beliau masih mau berbagi kepada yang sehat. Adakah rasa malu bagi kita bila kita berkata saya sedang tidak enak badan jadi tidak bisa masuk kerja/kuliah/sekolah/pelatihan?


Padahal ketika beliau sedang memberikan materi, beliau belum lancer berbicara tapi beliau masih mau bicara melalui Voice Note dan masih mengetik untuk berbagi ilmu dan pengalaman awal mula terserang GBS (Guillain Barre Syndrome), jenis penyakit langka

Menurut penuturan Cang Ato, beliau sangat tertarik dengan dunia literasi. Hampir setiap ada pelatihan literasi, beliau mengikutinya.Sekitar tahun 2015-2016 beliau mengikuti pelatihan mengenai PTK, Public Speaking, dan Writing Camp bath 6. Melalui kegiatan ini, Cang Ato bertemu dan mengenal Pak Namin, om Jay (Wijaya Kusumah), om Dedi Dwitagama dan bapak Dian kelana.


Untuk dunia tulis menulis, apa yang dipaparkan oleh cang Ato dengan segala keterbatasannya karena belum sepeuhnya pulih, tidaklah jauh berbeda dengan dengan materi materi yang disampaikan oleh para pemateri terdahulu. Namun demikian saya tetap menulis ulang sebagai khasanah perbendaharaan Ilmu Literasi. Dan Cing Ato adalah contoh nyata sebagai inspiartor dan motivator Literasi bagi para penggerak Literasi. Kelumpuhan bukanlah halangan untuk berkarya. Bravo cang Ato.

Motivasi beliau untuk para penulis pemula adalah:

1.      Tulis apa yang kita bisa dan kuasai.

Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan kita untuk menulis. Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa di baca dan dipahami.

2.      Mulailah dari apa yang  pernah kita alami.

Menulis yang pernah kita alami, lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikir

Contoh buku perdana dan kedua Cang Ato isinya apa yang beliau alami. Tentunya terstruktur dengan baik sesuai urutan peristiwa. https://youtu.be/fjpPK_w0Bew

3.      Buat tema agar fokus dalam tulisan.
Mengambil dari pernyataan pak Akbar Zaenudin, menulis harus membuat tema terlebih dahulu hingga seluruh isi buku temanya sama. Misal tentang motivasi, traveling, kuliner, dll.  Buku ketiga Cang Ato adalah buku motivasi yang di ambil dari tulisan di blog beliau yang di edit kembali dengan memasukkan rumus 5 W +1 H.

      4.   Buat target dalam menulis.
            Menulis sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, tanpa ada batasan waktu. Selama                otak kita masih jernih untuk berpikir, dari situlah tulisan bisa dibuat. Namun nyatanya, banyak                dari kita bahkan saya sendiri juga mengalami kesulitan dalam menulis

Menulis itu mudah dan sulit karena  yang kita tulis tidak selalu mengalir dengan baik, begitu tuturnya. Lalu beliaupun melanjutkan, untuk mengatasi kesulitan seperti rasa jenuh atau hilang mood, harus rajin membaca dan mengunjungi blog atau situs-situs yang ada digoogle atau mengamati lingkungan. Dengan demikian mood menulis akan kembali naik. Disamping itu hars memiliki niat dan tujuan menulis serta hal-hal yang menginspirasi untuk menulis

Karya

Tegak melawan cacian, dan bangkit dari keterpurukan, itulah yang beliau lakukan hingga akhirnya kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, paragraf menjadi artikel dan artikel menjadi sebuah buku pada tangan gemetar seorang yang berjuang melawan GBS. 

Dengan riak semangat dan motivasi dari keluarga, rekan dan sejawat beliau akhirnya mengumpulkan seluruh ceritanya dan kembali membingkai sebuah karya. 

Inilah Karya Beliau.

Sebelum sakit

Mengejar Azan (2018)

Setelah sakit

1.      GBS Menyerangku (2020)

2.      Menuju Pribadi Unggul (2020)

3.      Belajar Tak Bertepi (2021)

4.      Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)

 

 

 

Masih draf

1.      Lentera Romadan 

2.      Menulis itu gampang

3.      Aisyeh Menunggu Cinte ( novel)  

 

CLOSING STATEMENT

Jangan takut untuk menulis, menulis saja. Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar.

Awali menulis yang sederhana, yang  kita bisa dan yang kita kuasai. Mulailah dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah. Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan orang lain.

 

Pak Suharto mengajarkan kepada kita semua bahwa berkarya itu tidak ada batasannya. Sekalipun sakit dan seberat apapun sakit itu, tetaplah harus menjadi diri yang bermanfaat paling tidak untuk diri sendiri. Terima kasih pak Suharto, telah memberikan motivasi kepada kami semua, khususnya saya pribadi.


Terima kasih Cang Ato sangat menginspirasi





Comments

  1. Luar biasa pak Suharto. Masih bisa menulis dan menerbitkan bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia om. Saya jadi malu sampai sekarang buku saya belum jadi

      Delete
  2. Narsum dan peresume sama-sama luar biasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih bunda. Ini juga tentunya tdk lepas dari bimbingan bunda

      Delete
  3. Keren bunda saya sendiri belum tentu bisa seperti bunda.

    Lanjutkan 🙏🙏👍🙏

    Kalau bisa share ke Facebook saya.
    Suharto

    ReplyDelete
    Replies
    1. MasyaAllah tabarakallah ya ustad.
      Naam laksanakan

      Delete
  4. Beliau ini memang luar biasa menginspirasi ya Mam. Membuka pelatihan sambil terapi bicara. Semoga semangat beliau menular pada kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Cang Ato menginspirasi yg sehat biar semangat berliterasi

      Delete

Post a Comment

IBU

BLOG SEBAGAI SARANA BELAJAR DAN MENGAJAR

DESIGN COVER BUKU YANG MENARIK

MEMBUAT FLYER DAN INFOGRAFIS