MENTAL DAN NALURI PENULIS
TANGGAL PERTEMUAN : 23 APRIL 2021
RESUME KE : 9
TEMA : MENTAL DAN
NALURI PENULIS
NARSUM : IBU DITTA WIDYA UTAMI.
GELOMBANG : 18
MODERATOR : IBU AAM NURHASANAH
0PENING
Oleh bu Aam Nurhasanah S.Pd.
Siang
ini kita memasuki pertemuan ke-9 dengan narasumber muda, cantik jelita, dengan
sejuta talenta. Beliau adalah Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr.
Bu
Aam mengenal beliau saat memandu jadi moderator di kelas sebelumnya. Bu Ditta
ini masih muda, kelahiran 1990, beda 2 tahun dengan bu Aam, tapi prestasinya
luarr biasa.
Bu
Ditta ini alumni jebolan kelas menulis gelombang 7 yang bukunya tembus ke
penerbit mayor.
Tema siang ini adalah Mental dan Naluri Penulis
Dan sebelum bu Ditta cantic
mempresentatsikan materinya bu Aam menyampaikan informasi susunan acara hari
ini yaitu
a.
Pembukaan
b.
Sesi Materi
c.
Tanya Jawab
d.
Penutup
Pembukaan telah dilakukan oleh bu Aam dengan doa, penyampaian susunan acara dan memperkenalkan bu Ditta sebagai narsum. Namun sebelum lanjut pada narsum, inilah profile bu Ditta, ibu guru milenial cantik
PROFILE
KARYA
1.Karya tunggal :
1.
Precious (2017-2019), a
novel 12 chapter - tersedia di Wattpad (klik di sini)
2.
Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja (2019), a
short story 10 chapter - tersedia di Wattpad
(klik di sini)
3.
Djogja Backpacker (2019), a
short story 5 chapter - tersedia di Storial
(klik di
sini)
4.
Buku "Lelaki di Ladang Tebu"
(2020), kumpulan cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk
melihat testimoninya)
5.
Buku "Membongkar Rahasia Menulis"
(2021), kumpulan tulisan selama mengikuti lomba blog PGRI bulan Februari
6.
Buku "Sepenggal Kisah Corona :
Memoar Perjalanan Hidup Selama Satu Tahun Pandemi" (proses cetak)
2.Buku karya bersama :
1. Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang
2.
Guru di Ladang Ilmu (2019)
- kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
3.
Sepenggal Kisah di Ruang Cipta
Pentigraf (2020) - KPPJB
4.
Dari Mata Air Hingga Muara (2020)
- Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)
5.
Pelangi Jiwa (2020) -
kumpulan kisah inspiratif, KPPJB
6.
Pena Digital Guru Milenial (2020)
- kisah para guru blogger, PGRI
7.
Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020)
- bersama Prof. Eko Indrajit
8.
Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (2020)
- Hasil Lomba Blog Hardiknas (PGRI)
9.
Sumbu Saihu Lisangbihwa (Jan
2021) - antologi puisi Saihu, Saihula, Saihudan bersama Lisangbihwa
10. Dendang
Asa Dalam Untaian Kata (Jan 2021) - antologi pentigraf
bersama KPPJB Regional Subang
11. Meniti
Asa : Kumpulan Kisah Awal Menjadi Guru (Feb 2021) -
KPPJB
PRESTASI/PENGHARGAAN
yang pernah diraih :
·
Peraih Parasamya Susastra Nugraha (100
Guru Penulis Jawa Barat) - 2020
·
Peraih Parasamya Suratma Nugraha (Penggerak
literasi) - 2020
·
Penghargaan dari Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kab. Subang sebagai donatur buku -
2020
·
Penghargaan Bupati Subang (2020)
diusulkan Disdikbud Kab. Subang
·
Penghargaan Bupati Subang (2021)
diusulkan Disarpus Kab. Subang
Sebelum melihat uraian bu Ditta cantic, saya berbagi cerita sedikit tentang bagaimana saya mengenal bu cantik. Saya mengenal bu cantik ini di bulan bulan sebelumnya pada Zoom Webinar APKS periode Januari Maret 2021 dan Belajar menulis Gelombang 17. Pada zoom APKS Public Speaking for Teacher, bu Ditta saat sebagai pemandu/moderator. Tepatnya siapa saya lupa, maklum factor usia di jelang 60 sudah banyak lupanya, tapi tetap semanagat.
Lalu yang kedua kalinya ketika jadi Narsum di APKS dan WAG Belajar Menulis Gelombang 17. Saat itu saya belum melakukan penulisan Resume secara penuh karena bertepatan hecticnya PJJ disekolah serta setumpuk tugas seprti yang tidak ada habis habisnya. Seperti membuat materi tiap hari baik untuk kelas pembelajaran, webinar, membuat iklan promosi sekolah, video dan membuat soal serta menganalisa soal.
Memperhatikan beliau lebih focus yaitu pada zoom Webinar APKS bulan April ini. Wah anak muda ini saya lihat begitu cerdas piawi dalam menggunakan teknologi informasi serta menyampaikan presentasinya mengena kesemua usia. Padahal yang beliau hadapi itu para guru, kepsek, master bahkan doktorat. Presentasi beliau mengalir dengan indah, mudah dicerna oleh guru guru yang belum mahir dalam teknologi. Sangat mengasyikan.
Pada presentasi beliau, bu Ditta memberikan link web blognya, ada videonya. Beliau pandai pula memetic snar snar gitar dan menyanyikan sebuah lagu yang berisi motivasi karya penyanyi yang cukup dikenal dengan baik oleh masyarakat I donesia diera 90an.
Setelah menonton video tersebut, kemudian bu Ditta mengupas satu persatu apa itu Mental danNalri Penulis, sebagai berikut:
MENTAL SEORANG PENULIS
Pada gambar tersebt dapat dilihat ada dua katergori yaitu Teknik dan Mental. Sesungguhnya antara teknik menulis dan mental seorang penulis adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Disetiap kelas pemebelajaran maupun professional dalam menulis berbagai materi pasti berhubungan dengan teknik menulis. Misalnya, bagaimana membuat outline tulisan, membuat judul, teknik menulis dsb.
Pada
kesempatan siang ini bu Ditta hanya membahas
hal yang berkaitan dengan mental. Ibarat jiwa dan raga. Teknik menulis dan
mental penulis, keduanya harus ada agar penulis dan tulisannya bisa
"hidup".
Teknik menulis ala bu Ditta adalah Teknik menulis yang mencakup kemampuan seseorang dalam menulis. Mulai dari pemilihan kosa kata, kemampuan membuat outline, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai jenis tulisan, serta pengetahuan lain yang bersifat teknis.
Sedangkan
mental penulis merujuk pada kondisi psikologis atau batin si penulis itu
sendiri.
A,
Mental penulis (mind map) harus
memiliki:
1. SIAP DAN
KONSISTEN
Harus siap dan konsisten dalam menulis, apakah
menuslis dengan cara dahulu atau dengan cara sekarang. Kesiapan mental dan
konsistensi diri harus kuat.
Seorangpenulis harus SIAP DIKIRITIK, baik kritik
positip maupun negatip. Kritik ini sangat diperlukan agar penulis mampu menulis
mampu menulis lebih baik lagi. Kritikan dari para pembaca tulisan dari penulis
menrupakan sumber energy untuk dapt berkarya terus.
Seorang penulis harus selalu belajar dan terus
belajar, apalagi bagi penulis pemula. Belajar menulis itu tergantung dari
peruntukannya. Apakah berupa Ilmiah, Fiksi, cerita pendek atau novel. Maka
untuk menghasilkan tulisan yang baik, sebaiknya penulis melakukan SURVEY/RISET
(untuk karya karya ilmiah atau niaga) dan banyak membaca buku bukudari para
penulis yang sudah memiliki buku.
Seorang penulis yang hendak menerbitkan hasil karyanya untuk dicetak menjadi buku dan dikirim ke penerbit baik Penerbit Indie amupun Mayor HARUS SIAP DITOLAK oleh penerbit yang dituju mapun media lainnya.
5. SIAP MENJADI UNIK
Nah ini yang paling menarik. Unik yang dimaksud adalah
untuk tetap menjadi diri sendiri. Jangan menyonte/Menyalin karya orang lain,
melainkan jadikan karya orang lain sebagaisumber idea untuk karya penulis yang
akan menulis.
B. KESEIMBANGAN TEKNIK DAN MENTAL PENULIS
Analisisa
keseimbangan teknik dan mental penulisada 4 jenis yaitu
1.
Dying writer
2.
Dead man
3.
Sick people
4.
Alive
B.1. DYING WRITER
Analisisa
keseimbangan teknik dan mental penulisada 4 jenis yaitu
1.
Dying writer
2.
Dead man
3.
Sick people
4.
Alive
Tipe pertama adalah Dying Writer atau penulis yang sekarat. Yang termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis. ]Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dsb)
B.2.
DEAD MAN
Tipe kedua adalah Dead Man. Sesuai namanya, tulisan dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di hp. Belum terpublish.
Tekniknya
ada (sudah mampu menulis), hanya mentalnya masih lemah (malu, takut dikritik
dsb) sehingga tidak berani mempublish tulisan. Belum berani membuat buku atau
artikel. Padahal ilmu tentang kepenulisannya sudah mumpuni.
B.3. SICK PEOPLE
Tipe ketiga adalah Sick People. Orang-orang dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya. Mereka sudah siap jika ada yang mengkritik, mengomentari tulisan mereka dan sejatinya sadar masih terdapat kekurangan dalam tulisannya. Misal typo, penggunaan kata yang sama berulang kali, paragraf yang terlalu panjang, dsb.
Obat
bagi kategori ini tentu saja terus menulis. Tingkatkan jam terbang dalam
menulis. Insya Allah dengan sendirinya akan sembuh. Karena semakin banyak
menulis, semakin banyak review, semakin banyak baca, sehingga bisa meminimalkan
kesalahan dalam penulisan karya
B,4.
ALIVE
Terakhir
tentu saja kategori terbaik, yaitu Alive, yaitu penulis yang tulisannya hidup
dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak saat pemiliknya
bernyawa. Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli"
menulis (kuat teknik) serta kuat mentalnya. Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli
ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali
mereka. Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan.
Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam
menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.
Ciri
yang paling kentara dari kelompok ini tentu saja seperti juara lomba menulis,
bukunya tembus di jurnal nasional, di media massa, dsb. Kelompok Alive ini
termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi tantangan
menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan nulis, dsb)
Omjay,
Mr. Bams, Bu Kanjeng, Pak H. Thamrin, moderator hebat kita kali ini Bu Aam,
bahkan Bapak dan Ibu yang selalu bisa membuat resume bisa dikatakan dalam
kategori ini.
Apakah kita bisa menjadi alive? TENTU BISA!
Yang
penting terus aktif menulis dan pupuk mental penulisnya.
Dari hasil angket yang biasa bu Ditta lakukan sebelum mempresentasikan presentasi pada setiap pembelajaran, yaitu dengan mengisi kuesioner dan salah satu pertanyaan beliau adalah "Apa yang Anda takutkan ketika menulis/mempublish tulisan?"
Ternyata
dari 30 jawaban yang masuk, sebagian besar bisa dikategorikan menjadi 2 macam
ketakutan, yaitu takut terkait teknik penulisan (misal takut tidak sesuai
kaidah penulisan, tidak sesuai aturan penerbit, alur dan pesan tulisan yang
masih belum tampak, serta ketakutan lain yang sejenis)
2. Sedangkan 3 orang lainnya menyatakan tidak memiliki
ketakutan. Nah inilah yang patut kita contoh.
Teknik menulis akan membaik apabila sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika terus melatih diri mempublikasikan tulisan untuk dibaca oleh orang lain.
Jika
mau jadi penulis hebat, maka harus mau meningkatkan teknik dan mental menulis.
Pengertian
naluri menurut KBBI online adalah na·lu·ri
1. Dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir;
pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting;
2. Psi perbuatan atau reaksi yang sangat majemuk dan
tidak dipelajari yang dipakai untuk mempertahankan hidup, terdapat pada semua jenis
makhluk hidup;
Penulis sejati berangkat dari keresahannya. Membuatnya berbuat melalui "tulisan". Ia mengubah dunia dengan tulisan. Mengubah orang-orang melalui goresan tintanya.
Orang yang memiliki naluri penulis, akan mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa menghasilkan karya berupa tulisan. Ada banjir yang melanda, dilihat di depan mata banyak orang mengungsi dsb, kemudian tergerak membuat tulisan.
Itu
adalah contoh sosok yang memiliki naluri penulis. Ada lagu syahdu yang bisa
menjadi renungan, ia tuangkan dalam bentuk tulisan.
Kenali diri Anda dan lingkungan Anda, lalu buatlah tulisan. Maka karya karya yang kita hasilkan akan mengasah naluri penulis dalam diri kita.
Demikian
presentasi materi yang sangat menarik dan dibawakan dengan ciamik meski melalui
WA Group Pembelajaran BELAJAR MENULIS GELOMBANG 18 oleh ibu Ditta guru Milenial.
Pendapat saya: Menulislah dan jangan ragu. Ungkapkan semua yang ada dalam pikiran/benak. Tulis sebanyak mungkin. Baru edit untuk di kirim kepercetakan.
Ukir mimpi melalui tulisan yang indah dan menarik
Terima kasih bu canti ibu guru milenial ibu Ditta
Terima kasih Bu Agustiani atas resumenya 😊🙏🏻 hihih, ternyata kita pernah beberapa kali berjumpa ya ... Saya juga ingat bertemu ibu saat webinar APKS PGRI. Semangatnya luar biasa 👍🏻
ReplyDeleteTerimakasih bucantik, ia kita bertemu bbrp kali 🥰🙏
Delete