RESUME KE 4 WEBINAR APKS PUBLIC SPEAKING FOR TEACHER "PETA JALAN PENDIDIKAN INDONESIA AN AKM", FEB 6, 2021
PETA JALAN PENDIDIKANINDONESIA AN AKM OLEH BPK BAGUS HARY PRAKOSO
Ngobras bareng om Jay
malam ini adalah Assesmen dalam Pembelajaran AN AKM
Pembicaraan dibuka dengan
pengertian Merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbud diera pandemic
ini. Yang dimaksud dengan Merdeka Belajar adalah kebijakan besar dalam rangka
mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya
dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti Asesmen Kompetensi. Asesmen
nasional sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Diterapkannya kebijakan
ini merupakan penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan
sistem evaluasi pendidikan. Tujuan utamanya mendorong perbaikan mutu
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
“Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum, dimana melalui AKM kita bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan
ASESMEN NASIONAL 2021 – AKM
Pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan jenjang
dasar dan menengah
Literasi yang dimaksudkan
di sini bukan sekedar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu
bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan
tersebut. Sedangkan numerasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka.
Serta menekankan literasi dan numerasi bukan tentang mata pelajaran bahasa atau
matematika, melainkan kemampuan murid agar dapat menggunakan konsep literasi
ini untuk menganalisa sebuah materi.
”AKM dan Survei Karakter
terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan bahasa,
kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. Dan
AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif
yaitu literasi dan numerasi
Kedua aspek kompetensi
minimun ini, lanjutnya, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi
di dalam masyarakat. Terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka
tekuni di kemudian hari, fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak
kemudian mengecilkan arti dari pentingnya mata pelajaran. Karena justru dengan
literasi dan numerasi ini membantu murid-murid untuk mempelajari bidang ilmu
lain, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan
dalam bentuk angka atau kuantitatif.
Bagian lain dari Asesmen
Nasional adalah Survei Karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta
didik dari hasil belajar sosio emosional berupa pilar karakter untuk mencetak
profil Pelajar Pancasila. Ada enam indikator profil Pelajar Pancasila yaitu
berakhlak mulia, kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar
kritis dan kemandirian.
Pak Bagus Hary Prakoso, memaparkan hasil
PISA 2012 bahwa mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar
membaca, matematika dan sains. Anak-anak Indoensia tidak akan berdaya saing
bila di sekolah mereka tak dilatih kecakapan hidup abad 21.
“Misalnya saja untuk membuat perbandingan,
membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah
dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada
situasi yang masih asing,” papar Beliau.
Menurut pak Bagus, alasan AKM memilih
literasi dan numerasi karena literasi membaca dan numerasi adalah dua
kompetensi minimum bagi siswa untuk belajar sepanjang hayat dan dapat
berkontribusi kepada masyarakat.
”Menurut studi nasional &
internasional, tingkat literasi siswa Indonesia masih rendah. Dan mengapa juga
ada survei karakter dalam asesmen ini, karena pendidikan bertujuan
mengembangkan potensi siswa secara utuh. Asesmen nasional mendorong
mengembangkan sikap, values, dan perilaku yang mencerminkan Pancasila,”
katanya.
Dampak dari AKM diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar, tidak ada dikotomi antara mata pelajaran UN dan mapel non UN, tidak ada mata pelajaran utama dan pelengkap, tidak ada percepatan materi atau bimbingan intensif serta meningkatkan proses pembelajaran. (Hendri/Kumi)
PROFIL & KELEBIHAN AKM
1. Tidak dilakukan berdasarkan mata
pelajaran atau penguasaan materi kurikulum
2. Tidak membedakan peminatan
3. Siswa mendapat soal yang mengukur
kompetensi yang sama
4. Keunikan konteks beragam materi
kurikulum lintas maple dan peminatan (ragam stimulus)
5. Penguasaan terhadap 2 kompetensi
(literasi dan numerasi)
6. Dilakukan agar sesuai dengan standar
internasional spt PISA
7. AKM dilaksanakan secara adaptif
8. Tidak ada kisi-kisi
9. Keberhasilan AKM tidak melalui
proses drilling soal-soal
DAMPAK AKM
1. Memperbaiki budaya belajar
(diharapkan)
2. Tidak ada dikotomi antara maple UN
dan maple non UN
3. Tidak ada maple utama dan maple
pelengkap
4. Tidak ada percepatan
materi/bimbingan intensif
5. Meningkatkan proses pembelajaran
BENTUK SOAL AKM
1. PILIHAN GANDA
2. PILIHAN GANDA KOMPLEKS
3. MENJODOHKAN
4. ISIAN SINGKAT
5. URAIAN
Comments
Post a Comment